PORTAL BONTANG -Sebuah studi terbaru mungkin bisa menjadi motivasi Anda untuk mengurangi konsumsi makanan cepat saji.
Studi ini menemukan bahwa asupan makanan cepat saji minimal 20% dari total kalori harian, dapat meningkatkan risiko penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD).
NAFLD adalah kondisi serius di mana lemak menumpuk di liver dan berpotensi mengancam jiwa.
Baca Juga: 7 Kacang dan Biji untuk Meningkatkan Kesuburan, Bisa Dukung Program Kehamilan
Penyakit ini dapat menyebabkan sirosis hati dan komplikasinya, termasuk gagal hati dan kanker hati.
Meskipun orang dengan obesitas atau diabetes lebih rentan terhadap efek berbahaya dari makanan cepat saji pada liver, pada dasarnya semua orang tetap berisiko.
“Harapan saya adalah penelitian ini mendorong orang untuk memilih opsi makanan yang lebih bergizi dan sehat,” kata peneliti utama Dr. Ani Kardashian dari Keck Medicine di University of Southern California, dilansir Portalbontang.com dari Webmd.
“Di tingkat kebijakan, diperlukan upaya kesehatan masyarakat untuk meningkatkan akses ke pilihan makanan yang terjangkau, sehat, dan bergizi,” dia melanjutkan.
Baca Juga: Suplemen Kesehatan: Pelengkap atau Pengganti Pola Makan Sehat?
Para peneliti menganalisis data pola makan dan pengukuran lemak hati pada hampir 4.000 orang dewasa.
Hampir 30% dari mereka memperoleh 20% atau lebih dari total kalori harian mereka dari makanan cepat saji, seperti burger, kentang goreng, pizza, dan sejenisnya.
Studi menemukan bahwa orang dengan obesitas atau diabetes yang mendapatkan seperlima atau lebih kalori harian mereka dari makanan cepat saji, memiliki kadar lemak hati yang sangat tinggi, dibandingkan dengan mereka yang makan lebih sedikit atau tidak sama sekali.
Baca Juga: 3 Minyak Goreng yang Wajib Ada di Dapur Anda, untuk Kesehatan yang Lebih Baik
Sementara pada populasi umum, peningkatan kadar lemak hati ditemukan moderat ketika seperlima atau lebih dari pola makan mereka terdiri dari makanan cepat saji.
Menurut Dr. Kardashian, temuan ini sangat mengkhawatirkan mengingat peningkatan konsumsi makanan cepat saji selama 50 tahun terakhir, terlepas dari status sosial ekonomi.
“Jika orang makan sekali sehari di restoran cepat saji, mereka mungkin berpikir mereka tidak akan kenapa-kenapa. Namun, jika satu kali makan itu setara dengan setidaknya seperlima dari kalori harian mereka, mereka berisiko terkena penyakit hati,” dia memperingatkan.
Bagi orang yang memiliki keterbatasan pilihan dan perlu makan makanan cepat saji, ada pilihan sehat di sebagian besar restoran.
Baca Juga: Kesehatan Gigi Ternyata Mempengaruhi Risiko Fibrilasi Atrium, Cegah Penyakit Jantung Kambuh Lagi
“Anda hanya perlu cermat membaca label, memperhatikan kalori, dan memesan opsi yang lebih sehat,” saran Dr. Nancy Reau dari Rush University Medical Center di Chicago, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
Dr. Lisa Ganjhu dari NYU Langone Health di New York City sependapat.
Ia percaya bahwa makanan cepat saji dapat menyebabkan penyakit hati berlemak.
“Keduanya saling terkait, dan saya selalu memberi konseling dan bimbingan kepada pasien saya tentang pola makan sehat dan olahraga, dan hasilnya cukup berhasil,” ujarnya. ***
Komentar Anda