Nuansa horor yang dibangun tak hanya mengandalkan jump scares, tetapi juga kedalaman emosi. Taufan Adryan, selaku Produser, menambahkan perspektif uniknya.
“Satu hal yang bisa aku bayangkan perihal kematian itu kan suatu lowest point seseorang yang akhirnya juga punya pengaruh another lowest point kepada keluarga yang ditinggalkan. Dari titik itu aku menyadari bahwa apa yang akan terjadi dari poin terendah kita sebagai manusia adalah bahasan-bahasan yang menarik yaitu untuk dikembangkan dalam ceritanya,” ujar Taufan, yang sebelumnya sukses dengan “13 Bom di Jakarta”.
Baca Juga: Khutbah Jumat: Memaknai Hakikat Qurban, Bukan Sekadar Ritual
Di kursi sutradara, Adriano Rudiman (dikenal lewat “Goodnight Stargazer”, “Domikado”, “Melodialog”) menjalani debutnya di film horor panjang, bekerja sama dengan penulis skenario Husein M. Atmodjo (“Mencuri Raden Saleh”).
Adriano mengaku antusias sekaligus tertantang.
“Ini film horor pertama aku dan juga film panjang pertama aku, bahkan adalah kali pertamanya aku bekerja dengan orang-orang sehebat ini,” pungkas Adriano.
Ia juga menekankan, “Emosi yang pengen saya bawa dalam cerita ini adalah bagaimana filmnya pun tidak hanya menyajikan sebuah cerita horor tetapi menarik juga untuk diikuti dari segi cerita dramanya, di mana kita mengeksplorasi dua orang anak yang harus menghadapi rahasia dari sang ayah.”
“Selepas Tahlil” akan menyeret penonton ke dalam pusaran teror yang dialami Saras (diperankan Aghniny Haque) dan Yudhis (diperankan Bastian Steel).
Keduanya menghadapi serangkaian kejadian mistis setelah mengabaikan wasiat terakhir sang Ayah, Hadi (Epy Kusnandar), untuk dimakamkan di kampung halamannya.
Komentar Anda