Baca Juga: Jelang Bulan Puasa, Hafalkan Bacaan Niat Puasa Ramadhan Beserta Artinya
Terkait ternak Indonesia, Aris yakin bahwa studi tentang keragaman breed sapi lokal Indonesia berbasis DNA akan mencerminkan variasi genetik mereka dari sisi esensi.
Apalagi, saat ini sumber daya genetik sapi-sapi asli Indonesia semakin menurun tajam. Maka studi tentang keragaman breed sapi asli Indonesia semakin penting.
“Konservasi keanekaragaman genetik ternak lokal harusnya sudah menjadi program yang wajib diimplementasikan,” tegasnya.
Baca Juga: Kadar Zakat Fitrah, Maal, dan Fidyah di Bontang Ditetapkan, Segini Besarannya
Selain menyajikan orasi ilmiah menarik, prosesi pengukuhan tersebut juga menceritakan bagaimana Aris dan Maftuchah saling mendukung satu sama lain hingga mencapai titel guru besar.
Aris menceritakan kisah pada tahun 1994, di mana ia dan istri menikah. Kemudian penantian panjang selama sembilan tahun untuk mendapatkan amanah buah hati.
Bahkan juga perjuangan Maftuchah yang harus menyelesaiikan studi di Bogor saat masih hamil, serta upaya Aris bolak balik Malang-Bogor untuk menemani sang istri sembari menjalankan tugas sebagai dosen di UMM.
Baca Juga: Live Action Avatar The Last Airbender Diperpanjang, Netflix Putuskan Sampai Season 3
Di sisi lain, orasi ilmiah yang sudah disusun Maftuchah juga berhasil tersampaikan melalui teknologi AI.
Orasinya membahas mengenai pengembangan teknologi budidaya tanaman jarak pagar (jatropha curcas linn) untuk mendukung ketersediaan sumber bahan bakar biodiesel.
Tanaman jarak pagar memiliki sejarah panjang, terutama pemanfaatannya sebagai bahan bakar nabati.
Baca Juga: Khutbah Jumat 8 Maret 2024, Waspadai Jahiliyah Gaya Baru
Saat penjajahan Jepang, biji dari buah tanaman jarak ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar penerangan maupun minyak bakar.
Komentar Anda