PORTAL BONTANG – Susu ikan sedang menjadi topik hangat di Indonesia sebagai alternatif susu sapi dalam rencana program makan gratis yang diusung oleh Prabowo-Gibran.
Gagasan penggunaan susu ikan ini muncul karena keterbatasan jumlah sapi perah di Indonesia yang tidak mampu memenuhi kebutuhan program tersebut.
Direktur Utama Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan, ID FOOD, Sis Apik Wijayanto, menyatakan bahwa Indonesia memerlukan impor 2 juta sapi perah untuk mendukung program susu gratis.
Baca Juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan: Inilah yang Sebenarnya Terjadi di Indonesia
“Sedangkan jumlah sapi perah di Indonesia sejauh ini kurang lebih ada 400 ribu ekor,” ujar Sis Apik saat diwawancarai di Gedung DPR RI, Rabu, 4 September 2024.
Ia juga menekankan bahwa pengelolaan pangan yang baik menjadi faktor kunci keberhasilan program ini.
Sebagai BUMN yang terlibat dalam program tersebut, ID FOOD berencana mengatasi kekurangan pasokan susu dengan alternatif lain.
Lebih jauh, Sis Apik menambahkan, “Jika tidak mungkin ada produk alternatif yang bisa dilakukan sebagai pengganti susu sapi, maka dari ikan ada juga,” sambil menyebut bahwa usulan ini tengah dikaji lebih lanjut.
Baca Juga: Pasca Debat Pilpres AS, Momen Donald Trump dan Kamala Harris ‘Bersatu’ dalam Peringatan Tragedi 9/11
Pengembangan susu ikan masih menghadapi tantangan, terutama dari segi aroma, yang menurut Sis Apik, “masih perlu perbaikan.”
Proses Pengolahan Susu Ikan di Indonesia
Susu ikan merupakan inovasi yang diperkenalkan oleh Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) dan Kemenkop UKM pada Agustus 2023.
Baca Juga: Mantan Anggota KPU Hasyim Asy’ari Diduga Terlibat Korupsi dan Penyalahgunaan Dana Pemilu 2024
Namun, seperti yang dijelaskan oleh Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, susu ikan bukanlah produk susu dari ikan sepenuhnya.
Komentar Anda