Praktik mengganti nama anak yang sering sakit atau dianggap ‘kabotan jeneng’ (nama terlalu berat) merupakan hal yang cukup lazim dalam beberapa tradisi budaya di Indonesia, khususnya di Jawa.
Hal ini seringkali dilakukan sebagai bentuk ikhtiar orang tua, diiringi doa agar sang anak tumbuh sehat dan terhindar dari marabahaya.
Perubahan nama ini biasanya dilakukan melalui ritual sederhana atau sekadar kesepakatan keluarga, dengan harapan nama baru akan membawa energi positif.
Ketika ditanya lebih detail mengenai kapan persisnya nama ‘Joko Widodo’ mulai disandangnya, Presiden Jokowi mengaku tidak mengingat secara pasti.
“Nggak tahu juga (pakai nama Jokowi mulai kapan). Tapi sebelum SD lah. Ya tanya orang tua saya (alasan mengubah nama anak),” tukas Jokowi, mengarahkan detail lebih lanjut kepada memori dan keputusan mendiang kedua orang tuanya, Noto Mihardjo dan Sudjiatmi. ***
***
Penulis: M Zulfikar A | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda