“Kelurahan bukan semata-mata objek pembangunan, tetapi juga subjek aktif dan ujung tombak dalam proses pembangunan,” ujar Aji.
Namun, Aji juga mengakui adanya tantangan yang belum sepenuhnya tuntas—terutama validitas data terkait kemiskinan, stunting, dan kemiskinan ekstrem.
Ia menegaskan, “Secara klasifikasi, mestinya tidak ada lagi warga miskin ekstrem di Bontang, tapi di lapangan, data belum cukup rapi untuk mendukung klaim tersebut.”
Tak kalah penting adalah peningkatan kapasitas SDM di kelurahan. Menurutnya, rendahnya literasi data menjadi penghambat utama dalam penyusunan perencanaan yang akurat. Di sinilah BPS hadir sebagai pendamping strategis lewat program Desa cantik.
Program ini sebenarnya sudah berjalan di beberapa kelurahan seperti Guntung, Gunung Telihan, dan Gunung Elai.
Kini, giliran Kelurahan Bontang Baru yang mendapat kepercayaan. Diharapkan, mereka bisa menjadi model praktik terbaik dalam penerapan prinsip Satu Data Indonesia di level paling dekat dengan masyarakat.
Baca Juga: MBN Dipanggil Polisi, Ungkap Alasan Harga Makan Bergizi Gratis Diubah Sepihak
“Saya sangat mendukung dan menyambut baik pembinaan Desa Cantik ini. Saya mendorong kelurahan untuk aktif bersinergi dan berkolaborasi dengan BPS,” tegas Aji.
Di ujung acara, dilakukan penandatanganan komitmen bersama oleh Kelurahan Bontang Baru, disaksikan jajaran Kecamatan Bontang Utara, Asisten Pemerintahan, serta Kepala BPS Bontang.
Discussion about this post