Baca Juga: Harapan Baru Korban PHK Sritex: Investor Datang, Peluang Kerja Kembali Terbuka
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa pemblokiran bantuan ini bertujuan untuk memaksa Hamas agar kembali pada kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan oleh utusan Timur Tengah Presiden Amerika Serikat, Steve Witkoff.
Netanyahu menegaskan, “Israel memutuskan untuk menghentikan izin masuknya barang dan pasokan ke Gaza, yang telah kami lakukan selama 42 hari terakhir. Ini kami lakukan karena Hamas mencuri pasokan tersebut dan menghalangi warga Gaza untuk menerimanya. Mereka menggunakan pasokan ini untuk mendanai mesin teror mereka yang mengarah langsung ke Israel dan warga sipil kami.”
Kebijakan keras Netanyahu ini mendapat dukungan dari sebagian warga Israel. Namun, keluarga dari 63 sandera yang masih ditawan justru khawatir bahwa pemblokiran bantuan ini akan memperburuk kondisi sandera dan mempersulit upaya pembebasan mereka.
Zahiro Shahar Mor, seorang warga Israel yang pamannya tewas dalam tahanan Hamas, menyampaikan kekhawatirannya, “Menahan truk bantuan kemanusiaan ke Gaza juga berdampak pada para sandera. Kita tahu betul bahwa kelaparan di Gaza berdampak langsung pada mereka. Dan kami tahu dari kesaksian para sandera yang telah kembali, bahwa mereka diperlakukan dengan lebih keras.”
Baca Juga: Siapkan THR Lebaran dengan Uang Baru! BI Buka Penukaran Online, Kuota Terbatas!
Hamas, negara-negara Arab, PBB, dan berbagai organisasi hak asasi manusia dengan keras mengutuk pemblokiran bantuan oleh Israel.
Mereka menuduh Israel telah melanggar ketentuan gencatan senjata. Liga Arab bahkan berencana mengadakan pertemuan darurat pekan ini untuk membahas upaya mengakhiri perang antara Israel dan Hamas. ***
Komentar Anda