Portalbontang.com, Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah, kembali menjadi sorotan setelah beberapa laporan kasus keracunan makanan mencuat.
Setelah resmi berjalan sejak 6 Januari 2025, program ini beberapa kali diwarnai insiden keracunan, terbaru menimpa belasan murid SD di Takalar, Sulawesi Selatan pada Rabu, 26 Februari 2025.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa penyebab utama kasus keracunan ini adalah kurangnya pengalaman mitra penyedia makanan dalam menyiapkan hidangan MBG.
Baca Juga: Penjelasan al-A’la, al-Kafirun dan al-Ikhlas Sering Dibaca saat Salat Witir
Menurutnya, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terlibat dalam program MBG ini sebagian besar adalah pelaku usaha baru.
“Rata-rata yang muncul di berita terakhir ini adalah semua satuan pelayanan yang baru melaksanakan,” kata Dadan di Kompleks Akademi Militer, Magelang, Kamis, 27 Februari 2025.
Dadan menambahkan, SPPG yang sudah terbiasa dengan bisnis katering skala besar umumnya tidak mengalami kendala berarti dalam mengolah masakan MBG dalam jumlah banyak.
Ia menekankan pentingnya adaptasi dalam proses memasak porsi besar agar tingkat kematangan dan rasa masakan tetap terjaga.
Biaya Pengobatan Korban Keracunan MBG Ditanggung SPPG
Menanggapi kasus keracunan yang terjadi, Dadan menegaskan bahwa SPPG bertanggung jawab penuh atas biaya pengobatan korban.
Ia menjelaskan, anggaran untuk setiap porsi MBG telah mencakup biaya bahan baku dan operasional, termasuk antisipasi kejadian seperti keracunan makanan.
Baca Juga: Pengumuman 1 Ramadan 2025 Telat, Kemenag Ungkap Alasan Keterlambatan yang Bikin Warganet Penasaran
Komentar Anda