Ia menekankan pentingnya transparansi dan penyampaian informasi yang jelas dan akurat dari pihak yang berwenang.
Fitra Eri Ungkap Potensi Kerugian Konsumen
Lebih lanjut, Fitra Eri menyoroti potensi kerugian yang bisa dialami masyarakat jika isu Pertamax oplosan ini benar adanya.
Ia menjelaskan bahwa penggunaan bensin di bawah standar dapat berdampak buruk pada kendaraan, terutama dalam jangka panjang.
“Jika benar bahwa bensin yang kita beli di bawah kualifikasi minimal yang dipersyaratkan oleh mobil kita, maka akan ada hal buruk terjadi,” tegas Fitra.
Ia menjelaskan bahwa mobil modern sebenarnya memiliki sensor yang dapat mendeteksi kualitas bensin yang rendah.
“Kalau mobil modern, dilengkapi knocking sensor, dia bisa memperlambat waktu pengapian kalau mendeteksi bensinnya oktan lebih rendah untuk menghindari gejala denotasi awal alias knocking,” sambungnya.
Baca Juga: Pertamax Oplosan Bikin Warga Geleng Kepala: Cara Korupsi Kok Gak Kreatif!
Masyarakat Paling Dirugikan
Fitra Eri memaparkan lebih detail mengenai dampak negatif penggunaan bensin berkualitas rendah.
“Kalau di mobil baru, yang akan terjadi adalah tenaga berkurang, konsumsi bahan bakar bertambah. Tapi kita harus ingat, oktan itu salah satu properti,” jelasnya.
Selain oktan, “Ada properti lain ada densitas, viskositas, nilai kalor, aditif, deterjen. Kalau ternyata yang masuk ke mesin kita tidak sesuai dengan persyaratan mobil, itu bisa terjadi kerusakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Misalnya filter bensin menjadi semakin kotor,” sebut Fitra.
Baca Juga: Isu Pertamax Oplosan Mencuat, Pertamina Beri Bantahan Tegas!
Oleh karena itu, Fitra Eri menegaskan bahwa masyarakat adalah pihak yang paling berpotensi dirugikan jika isu Pertamax oplosan ini terbukti benar.
“Paling bahaya adalah kalau kita memasukkan bensin di bawah standar oktan di syarat mobil tersebut dan tidak memiliki knocking sensor,” ungkap Fitra.
Komentar Anda