PORTAL BONTANG – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diprediksi akan mengeluarkan peringatan global terkait sirup obat batuk anak Benylin produksi J&J.
Hal ini menyusul penarikan produk di Nigeria akibat temuan kandungan dietilen glikol yang tinggi, zat beracun yang telah dikaitkan dengan kematian anak-anak di beberapa negara.
Penarikan Benylin di Nigeria dilakukan pada Rabu 17 April 2024, setelah regulator setempat menemukan kandungan dietilen glikol yang tinggi dalam produk tersebut.
Baca Juga: Mengenang RA Kartini, Profil dan Fakta Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia
Dilansir Portalbontang.com dari VOA Indonesia, zat beracun ini, bersama etilen glikol, telah dikaitkan dengan kematian lebih dari 300 anak di Kamerun, Gambia, Indonesia, dan Uzbekistan sejak tahun 2022.
WHO kemungkinan akan mengeluarkan peringatan produk medis sebagai langkah pencegahan, meskipun belum ada bukti langsung yang menghubungkan penarikan terbaru dengan kasus kematian sebelumnya.
Sirup Benylin yang ditarik diproduksi di Afrika Selatan pada Mei 2021, namun saat ini merek tersebut berada di bawah kepemilikan Kenvue.
Baca Juga: Paracetamol Ganggu Jantung? Hati-hati Konsumsi Obat Pereda Nyeri Ini
Kenvue menyatakan telah menguji batch yang ditarik dan tidak menemukan dietilen glikol atau etilen glikol.
Mereka juga bekerja sama dengan otoritas kesehatan dan WHO untuk menyelidiki lebih lanjut, termasuk memverifikasi keaslian produk, metodologi pengujian, dan hasil tes.
Sejak penarikan di Nigeria, lima negara Afrika lainnya – Kenya, Rwanda, Tanzania, Zimbabwe, dan Afrika Selatan – juga menarik produk yang sama.
Regulator Afrika Selatan juga telah menarik kembali sirup tersebut, yang digunakan untuk mengobati batuk, demam, dan alergi pada anak-anak.
Dietilen glikol beracun bagi manusia bila dikonsumsi dan dapat mengakibatkan gagal ginjal akut.
Pada kasus sebelumnya, kontaminasi diduga berasal dari bahan baku yang digunakan oleh produsen di India dan Indonesia.
WHO tengah bekerja sama dengan produsen dan otoritas pengawas di Afrika Selatan untuk menyelidiki sirup Benylin dan sumber bahan bakunya.
Kenvue sebelumnya menyatakan telah melakukan pengujian bahan baku sebelum proses produksi.
WHO juga mempertimbangkan kemungkinan sirup tersebut palsu.
Penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung untuk menentukan penyebab pasti dan langkah selanjutnya. ***
Komentar Anda