Portal Bontang
No Result
View All Result
Minggu, 22 Juni 2025
  • Home
  • News
    • Bontang
    • Kaltim
    • Nasional
    • Mancanegara
  • Sport
  • Lifestyle
  • Khazanah
  • Sains Tecno
  • Entertainment
  • Inspiratif
  • Advertorial
  • Lainnya
    • Bursa Kerja
    • Opini
    • Sastra
  • Home
  • News
    • Bontang
    • Kaltim
    • Nasional
    • Mancanegara
  • Sport
  • Lifestyle
  • Khazanah
  • Sains Tecno
  • Entertainment
  • Inspiratif
  • Advertorial
  • Lainnya
    • Bursa Kerja
    • Opini
    • Sastra
No Result
View All Result
Portal Bontang
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Sport
  • Lifestyle
  • Khazanah
  • Sains Tecno
  • Entertainment
  • Inspiratif
  • Advertorial
  • Lainnya
Home News

Dua Tahun Tanpa Sekolah, Masa Depan Anak-anak Gaza di Ambang Kehancuran

Ketika Gaza memasuki tahun kedua tanpa sekolah, sebagian besar anak-anak usia sekolah justru harus membantu keluarga mereka bertahan hidup.

Redaksi Portal BontangOleh Redaksi Portal Bontang
Senin, 9 September 2024
ShareTweetSendShare
Ketika Gaza memasuki tahun kedua tanpa sekolah, sebagian besar anak-anak usia sekolah justru harus membantu keluarga mereka bertahan hidup di tengah gempuran Israel.

Ketika Gaza memasuki tahun kedua tanpa sekolah, sebagian besar anak-anak usia sekolah justru harus membantu keluarga mereka bertahan hidup di tengah gempuran Israel.

Share on FacebookShare on Twitter

PORTAL BONTANG – Minggu ini, anak-anak dari keluarga Qudeh seharusnya kembali bersekolah.

Namun, mereka malah terpaksa berjalan tertatih-tatih sambil membawa puing-puing bangunan yang hancur untuk dijual.

Puing-puing tersebut digunakan untuk membangun kuburan di pemakaman yang kini menjadi tempat tinggal mereka di Gaza bagian selatan.

Baca Juga: Akmal Malik Sambut MTQ Nasional di Kaltim: Kami Bahagia Menjadi Tuan Rumah

ADVERTISEMENT

“Di negara lain, anak-anak seusia kami sedang belajar,” ujar Ezz el-Din Qudeh, seorang anak berusia 14 tahun, sambil mengangkut bongkahan beton bersama tiga saudaranya, yang termuda berusia 4 tahun, dilansir Portalbontang.com dari VOA Indonesia.

“Kami tidak bisa melakukan itu. Kami harus bekerja lebih keras hanya untuk bertahan hidup.”

Ketika Gaza memasuki tahun kedua tanpa sekolah, sebagian besar anak-anak usia sekolah justru harus membantu keluarga mereka bertahan hidup di tengah gempuran Israel yang memporak-porandakan wilayah tersebut.

Anak-anak berjalan tanpa alas kaki di jalanan berdebu untuk mengangkut air dalam jeriken plastik dari titik distribusi ke tenda-tenda tempat tinggal mereka. Sementara yang lain mengantre di dapur umum untuk mendapatkan jatah makanan.

Baca Juga: Mengulas Politik Dinasti dalam Pilkada 2024 di Indonesia

Pekerja kemanusiaan memperingatkan bahwa kekurangan pendidikan yang berkepanjangan dapat menyebabkan dampak negatif jangka panjang bagi anak-anak Gaza.

Anak-anak yang lebih muda akan mengalami gangguan perkembangan kognitif, sosial, dan emosional, sementara yang lebih tua berisiko terjebak dalam pekerjaan kasar atau pernikahan dini, menurut Tess Ingram, juru bicara regional UNICEF.

“Semakin lama seorang anak tidak bersekolah, semakin besar risiko mereka putus sekolah secara permanen dan tidak kembali,” ujarnya.

Baca Juga: Perjalanan Timnas Indonesia yang Tampil Mengesankan di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Arab Saudi Terpukul di Pertandingan Perdana

Baca Juga:  Indonesia Sesalkan Penangguhan Pendanaan UNRWA oleh Negara Donor

Sekitar 625.000 anak usia sekolah di Gaza kehilangan hampir setahun penuh pendidikan. Sekolah-sekolah ditutup menyusul serangan Israel sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada 7 Oktober.

Belum jelas kapan anak-anak tersebut bisa kembali bersekolah, karena perundingan untuk menghentikan konflik antara Israel dan Hamas belum menunjukkan kemajuan.

Lebih dari 90 persen sekolah di Gaza rusak akibat pengeboman Israel, termasuk sekolah-sekolah yang dikelola oleh UNRWA, badan PBB yang menangani pengungsi Palestina, menurut Klaster Pendidikan Global, sebuah koalisi organisasi bantuan yang dipimpin oleh UNICEF dan Save the Children.

Sebanyak 85 persen bangunan sekolah mengalami kerusakan parah hingga membutuhkan rekonstruksi selama bertahun-tahun. Universitas-universitas di Gaza juga hancur. Israel mengklaim bahwa militan Hamas beroperasi di sekolah-sekolah tersebut.

Baca Juga: Waspadai ‘Karoshi’, Fenomena Kerja Berlebihan di Jepang yang Menarik Perhatian Dunia: Indonesia Harus Siaga

Sekitar 1,9 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi dari rumah mereka dan kini tinggal di kamp-kamp pengungsian yang tidak memiliki akses air bersih atau sanitasi. Banyak dari mereka juga menumpuk di sekolah-sekolah PBB dan pemerintah yang sekarang berfungsi sebagai tempat penampungan.

Rindu Akan Sekolah

Organisasi bantuan berusaha menyediakan alternatif pendidikan, tetapi hasilnya terbatas karena mereka harus menangani kebutuhan mendesak lainnya.

UNICEF dan organisasi bantuan lainnya mengoperasikan 175 pusat pembelajaran sementara, sebagian besar didirikan sejak akhir Mei, yang melayani sekitar 30.000 siswa dengan bantuan sekitar 1.200 guru sukarelawan, ungkap Ingram.

Baca Juga: Cerita Dony Ahmad Munir Mengenai Keberlanjutan Penanganan Pengangguran di Sumedang Saat Bertemu Tim Promedia

Mereka menyediakan kelas literasi dan numerasi serta kegiatan untuk kesehatan mental dan pengembangan emosional.

Baca Juga:  Kemlu RI Tegaskan Kunjungan Cendekiawan NU ke Israel Tak Terkait Posisi Indonesia Soal Palestina

Namun, dia mengatakan mereka kesulitan mendapatkan perlengkapan seperti pena, kertas, dan buku karena barang-barang tersebut tidak dianggap sebagai prioritas penyelamatan nyawa, sementara organisasi bantuan berjuang untuk mengirimkan makanan dan obat-obatan ke Gaza.

Pada Agustus, UNRWA meluncurkan program “kembali belajar” di 45 sekolah yang kini berfungsi sebagai tempat penampungan.

Baca Juga: Kasus Rudapaksa Siswi SMP di Palembang Tunjukan Bahaya Pornografi dalam Dunia Anak, Orang Tua Wajib Ketahui Hal Penting Ini

Program ini menyediakan aktivitas seperti permainan, drama, seni, musik, dan olahraga untuk anak-anak, dengan tujuan memberi mereka waktu istirahat, kesempatan bersosialisasi dengan teman-teman, dan merasakan kembali masa kanak-kanak mereka, kata juru bicara Juliette Touma.

Pendidikan telah lama menjadi prioritas utama Palestina. Sebelum perang, tingkat literasi di Gaza sangat tinggi, hampir mencapai 98 persen.

Saat terakhir kali mengunjungi Gaza pada bulan April, Ingram menyatakan bahwa anak-anak sering mengatakan kepadanya bahwa mereka sangat merindukan sekolah, teman-teman, dan guru-guru mereka.

Ketika seorang anak laki-laki mengungkapkan betapa inginnya dia kembali ke kelas, dia tiba-tiba terdiam dengan rasa cemas dan bertanya, “Saya bisa kembali, bukan?”

“Itu sangat menghancurkan hati saya,” ujarnya.

Para orang tua melaporkan bahwa tanpa adanya kegiatan belajar mengajar di sekolah, ditambah dengan trauma dari pengungsian, pengeboman, serta kehilangan keluarga, anak-anak mereka mengalami perubahan emosional.

Baca Juga: Menyelami Kasus Pemerkosaan Siswi SMP di Palembang, Perlindungan Hukum Wajib Ditegakkan Demi Masa Depan Anak

Beberapa menjadi cemberut dan menarik diri, sementara yang lain mudah gelisah atau frustrasi.

Dipenuhi Tunawisma, Bukan Siswa

Serangan Israel yang berlangsung selama 11 bulan telah menghancurkan sebagian besar Gaza dan menciptakan krisis kemanusiaan yang parah.

Baca Juga:  Menlu AS Beri Pernyataan Kontroversial, Sebut Hamas Harus Dibasmi Demi Perdamaian di Gaza

Malnutrisi dan penyebaran penyakit semakin meluas. Lebih dari 40.000 warga Palestina tewas, menurut pejabat kesehatan Gaza. Anak-anak adalah salah satu kelompok yang paling terdampak. Ingram mengatakan hampir semua dari 1,1 juta anak di Gaza diperkirakan membutuhkan bantuan psikososial.

Baca Juga: Batas Waktu Pendaftaran CPNS Diperpanjang hingga 10 September 2024

Israel menyatakan bahwa serangannya bertujuan untuk menghancurkan Hamas agar organisasi tersebut tidak dapat mengulangi serangan pada 7 Oktober, di mana militan menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel selatan dan menculik 250 lainnya.

Konflik ini juga menghambat pendidikan anak-anak Palestina di Tepi Barat, di mana Israel juga meningkatkan pembatasan pergerakan dan melakukan penggerebekan besar-besaran.

“Setiap hari sejak Oktober, antara 8 persen hingga 20 persen sekolah di Tepi Barat ditutup,” kata Ingram. Ketika sekolah dibuka, tingkat kehadiran siswa juga menurun karena anak-anak merasa takut, ujarnya.

Baca Juga: KPU: Dua Daerah Tambah Paslon di Pilkada 2024, Masih Ada 41 Daerah dengan Calon Tunggal

Para orang tua di Gaza mengungkapkan kesulitan dalam memberikan pelajaran informal kepada anak-anak mereka di tengah kekacauan yang melanda.

Di sebuah sekolah di pusat Kota Deir al-Balah, ruang kelas kini dipenuhi oleh keluarga-keluarga. Cucian mereka tampak tergantung di tangga luar. Deretan tenda-tenda darurat dari seprai dan terpal, disangga dengan batang-batang, memenuhi halaman sekolah.

“Masa depan anak-anak kami hancur,” kata Umm Ahmed Abu Awja, dikelilingi oleh sembilan cucunya yang masih kecil. “Apa yang mereka pelajari tahun lalu benar-benar terlupakan. Jika mereka kembali ke sekolah, mereka harus memulai dari awal lagi.” ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Gabung Bersama WhatsApp Channel Portalbontang.com untuk Mendapatkan Berita dan Informasi Langsung di Genggaman. GABUNG SEKARANG

Previous Post

Jokowi Resmikan MTQ Nasional XXX, Soroti Pentingnya Nilai-Nilai Al-Quran

Next Post

Ketua DPR RI Kritik Pemerintah soal E-Meterai di Seleksi CPNS 2024

Tags: GazaPalestinaSekolah

Berlangganan berita dan informasi menarik dari Portalbontang.com. Klik Berlangganan di Sini.

Berlangganan

Komentar Anda

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Related Posts

Kisah Tim Medis Muhammadiyah di Tengah Kepungan Abu Erupsi Gunung Lewotobi
Nasional

Kisah Tim Medis Muhammadiyah di Tengah Kepungan Abu Erupsi Gunung Lewotobi

Minggu, 22 Juni 2025
Mulai dari Kubar, Program Gratispol Umrah Gubernur Kaltim Sentuh 3.405 Penjaga Rumah Ibadah
Kaltim

Mulai dari Kubar, Program Gratispol Umrah Gubernur Kaltim Sentuh 3.405 Penjaga Rumah Ibadah

Minggu, 22 Juni 2025
Senyum Bahagia 183 Lansia Bontang Terima Bantuan Tunai Langsung dari Wali Kota
Bontang

Senyum Bahagia 183 Lansia Bontang Terima Bantuan Tunai Langsung dari Wali Kota

Sabtu, 21 Juni 2025
Setir Sendiri Ratusan Kilometer, Gubernur Kaltim Ungkap Biang Kerok Rusaknya Jalan ke Kubar
Kaltim

Setir Sendiri Ratusan Kilometer, Gubernur Kaltim Ungkap Biang Kerok Rusaknya Jalan ke Kubar

Sabtu, 21 Juni 2025
Di Hadapan Putin, Prabowo Ungkap Alasan Absen di KTT G7
Nasional

Di Hadapan Putin, Prabowo Ungkap Alasan Absen di KTT G7

Sabtu, 21 Juni 2025
Presiden RI, Prabowo Subianto dalam kunjungan kenegaraan di St. Petersburg, Rusia.
Mancanegara

Di Depan Prabowo, Putin Tegaskan Sikap Rusia-Indonesia di Panggung Global Nyaris Sama

Jumat, 20 Juni 2025

Terkini

Kisah Tim Medis Muhammadiyah di Tengah Kepungan Abu Erupsi Gunung Lewotobi

Kisah Tim Medis Muhammadiyah di Tengah Kepungan Abu Erupsi Gunung Lewotobi

Minggu, 22 Juni 2025
Mulai dari Kubar, Program Gratispol Umrah Gubernur Kaltim Sentuh 3.405 Penjaga Rumah Ibadah

Mulai dari Kubar, Program Gratispol Umrah Gubernur Kaltim Sentuh 3.405 Penjaga Rumah Ibadah

Minggu, 22 Juni 2025
Senyum Bahagia 183 Lansia Bontang Terima Bantuan Tunai Langsung dari Wali Kota

Senyum Bahagia 183 Lansia Bontang Terima Bantuan Tunai Langsung dari Wali Kota

Sabtu, 21 Juni 2025
Setir Sendiri Ratusan Kilometer, Gubernur Kaltim Ungkap Biang Kerok Rusaknya Jalan ke Kubar

Setir Sendiri Ratusan Kilometer, Gubernur Kaltim Ungkap Biang Kerok Rusaknya Jalan ke Kubar

Sabtu, 21 Juni 2025
Di Hadapan Putin, Prabowo Ungkap Alasan Absen di KTT G7

Di Hadapan Putin, Prabowo Ungkap Alasan Absen di KTT G7

Sabtu, 21 Juni 2025

TERPOPULER

  • Senyum Bahagia 183 Lansia Bontang Terima Bantuan Tunai Langsung dari Wali Kota

    Senyum Bahagia 183 Lansia Bontang Terima Bantuan Tunai Langsung dari Wali Kota

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mulai dari Kubar, Program Gratispol Umrah Gubernur Kaltim Sentuh 3.405 Penjaga Rumah Ibadah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Tim Medis Muhammadiyah di Tengah Kepungan Abu Erupsi Gunung Lewotobi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Setir Sendiri Ratusan Kilometer, Gubernur Kaltim Ungkap Biang Kerok Rusaknya Jalan ke Kubar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperjelas Tulisan Buram pada Foto Tanpa Aplikasi, Panduan Lengkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
logo

PT Visi Media Teknologi
Jl. Semangka T3 No. 24 Kel. Belimbing
Kec. Bontang Barat, Kota Bontang, Kalimantan Timur 75313

HP (WA Only): 0851-5633-3006
Email: redaksi[at]portalbontang.com

PT Visi Media Teknologi
Jl. Semangka T3 No. 24 Kel. Belimbing
Kec. Bontang Barat, Kota Bontang, Kalimantan Timur 75313

HP (WA Only): 0851-5633-3006
Email: redaksi[at]portalbontang.com

Bontang

Kaltim

Nasional

Mancanegara

Sport

Lifestyle

Khazanah

Sains Tecno

Entertainment

Inspiratif

Advertorial

Bursa Kerja

Opini

Sastra

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak

© 2025 Portal Bontang. PT Visi Media Teknologi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • News
    • Bontang
    • Kaltim
    • Nasional
    • Mancanegara
  • Sport
  • Lifestyle
  • Khazanah
  • Sains Tecno
  • Entertainment
  • Inspiratif
  • Advertorial
  • Lainnya
    • Bursa Kerja
    • Opini
    • Sastra

© 2025 Visi Media Teknologi