PORTALBONTANG.com – Perkembangan terbaru dari kasus Penembakan lima Warga Negara Indonesia (WNI) di Selangor, Malaysia, menunjukkan bahwa aparat setempat telah menahan satu WNI yang diduga terlibat.
Insiden penembakan ini terjadi di perairan Tanjung Rhu, Selangor, pada Jumat, 24 Januari 2025, sekitar pukul 03.00 dini hari waktu setempat. Aksi tersebut melibatkan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM).
Menurut laporan Malay Mail, satu WNI diamankan oleh pihak berwenang Malaysia pada Sabtu, 1 Februari 2025, malam hari.
Baca Juga: Rupiah Melemah ke Rp16.400, Dapatkah Strategi BJ Habibie saat Krisis 1998 Menjadi Solusi?
Kepala Polisi Selangor, Datuk Hussein Omar Khan, mengonfirmasi bahwa tersangka berusia 35 tahun dan ditangkap sekitar pukul 22.30 waktu setempat.
Polisi juga sedang mencari dua WNI lain yang diduga terlibat dalam insiden tersebut.
“Tersangka masuk ke Malaysia sebagai turis dan kami menahannya untuk membantu penyelidikan,” ujar Datuk Hussein.
Ia juga menambahkan bahwa berkas penyidikan hampir selesai dan kemungkinan akan diserahkan kepada Wakil Jaksa Penuntut Umum dalam waktu dekat.
Baca Juga: Tragedi Udara di AS: 3 Kecelakaan Pesawat dan Helikopter dalam Sepekan, Puluhan Tewas!
Aparat Malaysia Klaim Diserang Sebelum Melepaskan Tembakan
Berdasarkan keterangan APMM, insiden ini bermula ketika kapal patroli mereka ditabrak empat kali oleh kapal lain yang diduga terkait dengan para tersangka.
Dua orang di kapal tersebut dilaporkan menyerang petugas dengan parang, memaksa aparat untuk melepaskan tembakan.
Baca Juga: Pj Gubernur Kaltim Apresiasi Gibran Center, Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat, APMM menerima laporan tentang kapal yang terapung di dekat Pantai Banting, Kuala Langat.
Saat didekati, ditemukan satu orang tewas dan seorang lainnya dalam kondisi kritis, yang kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Tengku Ampuan Rahimah di Klang.
Polisi Malaysia Masih Memburu Pelaku Lain
Meskipun satu tersangka telah diamankan, polisi Malaysia masih mencari seorang WNI lain yang diduga terlibat. Selain itu, penyelidikan terus dilakukan untuk menentukan apakah ada pihak lain yang turut serta dalam insiden ini.
Menurut aparat Malaysia, penyelidikan juga memperhitungkan ukuran kapal yang terlibat serta kesaksian dari mereka yang ada di lokasi kejadian.
Baca Juga: Viral Tes Kehamilan Siswi di Sekolah, Ini Analisis Dosen UMM
Aparat yang Terlibat dalam Insiden Juga Diperiksa
Pihak kepolisian Malaysia telah memeriksa 14 saksi dari APMM, termasuk petugas yang terlibat dalam operasi tersebut.
“Petugas yang mengeluarkan senjata api juga akan dipanggil untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata Datuk Hussein.
Respons Pemerintah Indonesia
Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia masih terus mengumpulkan keterangan terkait kasus ini.
Baca Juga: 6 Mitos Keliru tentang Rip Current yang Justru Berbahaya, Termasuk Cara Penyelamatan yang Salah
“Karena semuanya masih dalam proses pengumpulan keterangan,” ujarnya.
Ia juga memberikan pembaruan terkait kondisi korban. Dari empat korban lainnya, dua masih dirawat di rumah sakit, sementara dua lainnya sudah pulih.
“Tadinya ada dua yang kritis. Satu sudah keluar dari masa kritis, sementara yang satu lagi sedang dalam tahap pemulihan,” jelasnya.
Menanggapi insiden ini, Presiden Prabowo Subianto mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak memasuki negara asing dengan cara ilegal.
“Jangan mau ikut-ikut kegiatan ilegal,” kata Prabowo dalam Rapat Pimpinan TNI-Polri 2025 pada 30 Januari.
Ia menegaskan bahwa risiko masuk ke negara asing secara ilegal sangat tinggi dan bisa berakibat fatal.
“Kalau menyelundup ke negara asing, risikonya negara asing akan bertindak. Jangan sampai rakyat kita tertipu oleh sindikat-sindikat yang berjanji ini dan itu,” tambahnya.
Prabowo juga menyatakan keyakinannya bahwa pemerintah Malaysia akan melakukan penyelidikan yang transparan dan adil terkait kasus ini. ***
Komentar Anda