PORTAL BONTANG – Presiden Donald Trump memulai masa jabatan keduanya dengan pidato ambisius dan serangkaian langkah kontroversial yang memicu perdebatan luas.
“AS akan sekali lagi menganggap dirinya sebagai negara yang sedang bertumbuh… dan membawa bendera kita ke cakrawala yang baru dan indah,” ujarnya dalam pidato pelantikan pada Senin 20 Januari 2025 waktu setempat, dilansir Portalbontang.com dari VOA Indonesia, Selasa 21 Januari 2025 waktu Indonesia.
Trump juga mengungkap rencana mengirim astronaut Amerika untuk menancapkan bendera AS di Mars.
Baca Juga: Gaya Kontroversial Elon Musk di Pelantikan Trump, Serukan Dukungan untuk Partai Anti-Imigran Jerman
Setelah pidato, ia menandatangani sejumlah perintah eksekutif, termasuk deklarasi keadaan darurat nasional di perbatasan selatan dan langkah mempercepat eksplorasi energi domestik.
Ia juga menyatakan hanya ada dua jenis kelamin dan mengusulkan penggantian nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika.
Sejarawan menilai pidato Trump lebih bersifat partisan ketimbang pemersatu.
“Ini lebih mirip Pidato Kenegaraan dengan daftar proyek ambisius,” kata Jeremi Suri dari University of Texas.
Trump juga kembali mengklaim tanpa bukti bahwa Pilpres 2020 “dicurangi sepenuhnya” dan mengisyaratkan pengampunan untuk beberapa pelaku kerusuhan 6 Januari 2021.
Para pendukung, termasuk Elon Musk, memuji Trump. Musk menyebut pelantikan ini sebagai “persimpangan jalan peradaban manusia.”
Namun, kelompok advokasi mengkritik langkah-langkah yang dianggap menguntungkan kaum elit.
Baca Juga: Kepanikan Warga Pacific Palisades Saat Kebakaran: Api Turun dari Bukit dengan Cepat
“Ini demi kepentingan orang-orang terkaya,” ujar Lisa Gilbert dari Public Citizen.
Meskipun tidak membahas kebijakan luar negeri secara langsung, retorika ekspansionis Trump memicu kekhawatiran terkait pesan yang disampaikan kepada Rusia dan China.
“Sulit menolak ekspansi Putin atau Xi ketika retorika kita serupa,” tambah Suri. ***
***
Penulis: M Zulfikar A | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda