Seniman Banyuwangi Rayakan Hari Seni Rupa dengan Jagong Budaya dan Wayangan Bersama Sujiwo Tejo

Banyuwangi kembali menegaskan posisinya sebagai kota seni dengan serangkaian acara dalam perayaan Hari Seni Rupa Banyuwangi yang diperingati setiap 10 Desember.

Banyuwangi kembali menegaskan posisinya sebagai kota seni dengan serangkaian acara dalam perayaan Hari Seni Rupa Banyuwangi yang diperingati setiap 10 Desember.

PORTAL BONTANG – Banyuwangi kembali menegaskan posisinya sebagai kota seni dengan serangkaian acara dalam perayaan Hari Seni Rupa Banyuwangi yang diperingati setiap 10 Desember.

Bertempat di Langgar Art, Dusun Temurejo, Desa Kembiritan, acara bertema “Jagong Budaya: Seni Banyuwangi, Hidup dan Menghidupi” digelar pada Minggu (15/12/2024).

Dialog ini menghadirkan lima narasumber ternama dari berbagai latar belakang, seperti Bupati Ipuk Fiestiandani, Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf Dwi Marhen Yono, dan budayawan Sujiwo Tejo.

Baca Juga: Analisis: Apple Diperkirakan Tidak Masuk Pasar Ponsel Lipat Sebelum 2027

Kegiatan yang dipandu Suko Widodo dan Rina Fahlevi ini membahas pentingnya mendukung seni sebagai bagian DNA Banyuwangi.

Bupati Ipuk mengungkapkan, seni di Banyuwangi tumbuh alami berkat kekayaan budaya dan alamnya.

ADVERTISEMENT

“DNA seni Banyuwangi harus terus berkembang agar bisa hidup sekaligus menghidupi,” ujar Ipuk.

Kolaborasi Seni dan Pendidikan di Banyuwangi

Baca Juga: Menteri ESDM Dorong Proyek RDMP Balikpapan Rampung Juni 2025

Dalam upaya mendukung seni, Pemkab Banyuwangi mendorong integrasi seni ke dalam pendidikan melalui ekstrakurikuler di sekolah.

Setiap bulan, Festival Padhang Ulanan menjadi panggung bagi siswa untuk menampilkan bakat seni mereka.

Menurut Samsudin Adlawi, budaya seni di Banyuwangi tumbuh alami, bahkan sejak masa anak-anak, yang kerap diperkenalkan seni melalui lagu daerah.

Baca Juga: Inggris Resmi Gabung Blok Dagang Indo-Pasifik, Langkah Perdagangan Terbesar Pasca-Brexit

Lebih lanjut, Sujiwo Tejo, yang tampil sebagai dalang dalam pementasan wayang kulit pada malam harinya, menyebut Banyuwangi sebagai “rumah seni”.

“Kalau mau jadi seniman sejati, lahirlah di Banyuwangi,” canda Tejo.

Peran Industri dan Pariwisata dalam Mendukung Seni

Pengembangan seni juga diarahkan untuk menjadi bagian dari industri kreatif dan pariwisata.

Dwi Marhen Yono menjelaskan bahwa Banyuwangi memiliki keunggulan dalam semua aspek yang dicari wisatawan, termasuk seni dan budaya.

Baca Juga: Utusan PBB Desak Penghapusan Sanksi Demi Rekonstruksi Suriah Pascaperang

Selain itu, seni lukis di Banyuwangi juga mendapat sorotan, dengan jumlah pelukis yang mencapai hampir 300 orang.

Imam Maskun, pemilik Langgar Art, menyebut kolaborasi antara seni tradisional dan teknologi menjadi kunci untuk menjaga eksistensi seniman.

Acara ditutup dengan pemotongan tumpeng dan penampilan maestro Gandrung, Temu Misti, sebagai simbol harapan untuk masa depan seni yang semakin bersinar di Banyuwangi. ***

Exit mobile version