“Berbohong dan ingkar janji sudah hal biasa. Bahkan, ada yang sampai menghancurkan partainya sendiri demi kekuasaan,” jelasnya.
Presiden Jokowi juga mengakui bahwa Pilkada dan Pilpres sering memicu ketegangan di tengah masyarakat, terutama karena perbedaan pilihan politik.
“Meski Pemilu Presiden 2014 sudah lama berlalu, rasa benci akibat perbedaan politik masih terasa hingga saat ini,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, pada 24 Oktober 2018.
Baca Juga: Seputar ‘Grooming’ di Lingkungan Sekolah, Ini Alasan Orang Tua Wajib Waspada
Kemunculan Oligarki Modern
Fenomena politik di Indonesia juga terkait dengan kemunculan oligarki modern. Oligarki, menurut Aristoteles, adalah kekuasaan yang dikuasai oleh segelintir orang.
Di Indonesia, kemunculannya berakar pada era Orde Baru di bawah Soeharto, di mana birokrat dan pebisnis besar menguasai kekayaan dan kekuasaan.
Reformasi di Indonesia dirancang untuk melawan korupsi, yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan janji memerangi suap dan korupsi.
Baca Juga: Artis Jadi Target Pelecehan Seksual di Panggung, Ini Pelajaran yang Harus Dipetik
Salah satu lembaga yang dihasilkan oleh reformasi ini adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Namun, skeptisisme masyarakat terhadap pejabat publik tetap tinggi. Hal ini mendorong warganet lebih vokal dalam menyuarakan pendapat mereka, terutama terkait isu korupsi dan kekuasaan. ***
***
Penulis: M Zulfikar A | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda