PORTAL BONTANG – Amerika Serikat aktif berkolaborasi dengan mitra regional utama, khususnya Mesir dan Qatar, untuk mengajukan revisi proposal gencatan senjata di Gaza.
Meskipun jadwal proposal ini belum ditentukan, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan pada hari Senin 16 September 2024, bahwa Washington bekerja cepat untuk memastikan proposal ini mengarah pada “kesepakatan akhir” antara Israel dan Hamas.
Sebelumnya pada hari Senin dilansir Portalbontang.com dari VOA Indonesia, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Yair Lapid, pemimpin oposisi Israel dan mantan perdana menteri.
Baca Juga: Indodax Diduga Diretas, Kenali Jenis Crypto Attack dan Cara Menghindarinya
Setelah pertemuan di Departemen Luar Negeri, Lapid mengatakan bahwa Israel membutuhkan kesepakatan tentang sandera dan mengakhiri perang di Gaza.
Dia menekankan bahwa tidak ada proses politik atau pergolakan yang akan memengaruhi kesepakatan tersebut.
Lapid mendesak AS untuk tidak membiarkan Hamas “menghindari kesepakatan penyanderaan.”
“Israel sebagai sebuah negara tidak akan pulih kecuali kita membawa mereka (para sandera yang tersisa) pulang. Ini penting bagi keberadaan kita,” kata Lapid.
Upaya Kemanusiaan
Sementara itu, di Dewan Keamanan PBB, Sigrid Kaag, koordinator senior kemanusiaan dan rekonstruksi PBB untuk Gaza, memberikan laporan yang suram tentang situasi warga sipil Palestina.
“Waktu terus berlalu karena krisis kemanusiaan buatan manusia telah mengubah Gaza menjadi jurang yang dalam,” katanya. “Ini tidak akan cukup diulang: kita membutuhkan gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat, dan akses kemanusiaan yang berkelanjutan dan tanpa hambatan untuk mengirimkan bantuan dalam skala besar ke seluruh Jalur Gaza.”
Komentar Anda