PORTAL BONTANG – Insiden dramatis terjadi di perairan Selat Malaka pada tanggal 16 Mei 2024 lalu.
Lima nelayan asal Pangkalan Brandan, Langkat, Sumatera Utara, mengalami kecelakaan mengerikan saat kapal mereka yang sedang bersauh menangkap ikan ditabrak oleh kapal kontainer tak dikenal.
Kabut tebal yang menghalangi pandangan disinyalir menjadi penyebab utama kecelakaan ini.
Baca Juga: Pertama dalam 250 Tahun, Mantan Presiden AS Donald Trump Divonis Bersalah oleh Pengadilan
“Jarak pandang kurang lebih hanya 5 meter sehingga kami tidak mengetahui ada kapal yang mendekat. Ditambah kapal tersebut nampaknya tidak melihat kapal kami dan tidak membunyikan klakson,” ujar salah satu nelayan yang selamat, menggambarkan betapa mencekamnya situasi saat itu, dilansir Portalbontang.com dari situs resmi Kementerian Luar Negeri RI, Jumat 31 Mei 2024.
Terombang-ambing di tengah laut selama lebih dari 10 jam, mereka berjuang untuk bertahan hidup dengan berpegangan pada puing-puing kapal yang hancur.
Keajaiban datang saat kapal CMA CGM Rivoli melintas dan berhasil mengevakuasi empat nelayan. Sementara itu, satu nelayan lainnya ditemukan selamat oleh nelayan lokal di titik berbeda.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Penang, Malaysia, segera bertindak cepat setelah menerima laporan kejadian ini.
Baca Juga: Khutbah Jumat 31 Mei 2024, Masjid Al Aqsa dan Keutamaannya Bagi Umat Muslim
Mereka berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), KBRI Kuala Lumpur, dan Direktorat Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri, untuk memastikan keselamatan dan perlindungan para nelayan.
“KJRI Penang langsung berkoordinasi dengan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM), KBRI Kuala Lumpur dan Direktorat Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri termasuk melaporkan peristiwa tersebut kepada Pimpinan Kementerian Luar guna melakukan penyelamatan dan pelindungan para nelayan/WNI,” ungkap Wanton Saragih, Konsul Jenderal RI di Penang.
Empat nelayan yang dievakuasi ke Malaysia mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
Baca Juga: Dikenal sebagai Pohon Ajaib, Ini 6 Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan
Salah satu dari mereka mengalami cedera serius, termasuk patah lengan dan luka di punggung, sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit Sri Manjung Perak.
Sementara itu, tiga nelayan lainnya dalam kondisi baik dan hanya membutuhkan pemulihan psikis.
Setelah melalui masa pemulihan, keempat nelayan akhirnya dipulangkan ke Indonesia pada tanggal 27 Mei 2024 melalui Bandara Kuala Namu, Medan.
Sebelum kembali ke kampung halaman, mereka menyempatkan diri bersilaturahmi ke Wisma Indonesia di Penang.
Baca Juga: Harus Diketahui, Ini Makanan Penambah Trombosit untuk Mempercepat Penyembuhan Demam Berdarah
Dalam pertemuan tersebut, Konsul Jenderal RI di Penang, Wanton Saragih, menyampaikan rasa syukur atas keselamatan para nelayan dan memberikan apresiasi atas kerja sama semua pihak yang terlibat dalam proses evakuasi dan pemulangan.
Ia juga mengingatkan para nelayan agar selalu berhati-hati dan melengkapi kapal dengan peralatan navigasi yang memadai untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan di laut, terutama bagi para nelayan yang menggantungkan hidup mereka pada hasil tangkapan ikan.
Baca Juga: Kukar Terbitkan SK Bupati untuk Konservasi Pesut Mahakam yang Terancam Punah
“Semoga kejadian ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan keselamatan dalam bekerja di laut,” pungkasnya. ***