Sejak operasi militer Israel ke Rafah, sudah empat WNI yang menjadi relawan MER-C dievakuasi meninggalkan Gaza dan kembali ke tanah air, yaitu pada tanggal 21, 23, dan 24 Mei.
Baca Juga: Lebih dari Sekadar Bumbu Dapur, Ini 5 Manfaat Daun Salam untuk Kesehatan
Saat ini masih terdapat delapan relawan MER-C di Gaza yang masih tetap bertugas hingga menunggu proses rotasi berikutnya. Belum jelas apakah jumlah ini termasuk dua dokter relawan yang baru tiba di Rafah pada 24 Mei lalu.
Kantor PBB urusan pengungsi Palestina UNRWA mengatakan hingga saat ini lebih dari satu juta orang yang berlindung di Rafah telah meninggalkan kota itu seiring perluasan operasi militer Israel di kota paling Selatan Gaza itu.
Kecaman keras sejumlah negara dan organisasi dunia setingkat PBB tampaknya tidak menyurutkan Israel melancarkan operasi yang menurut Menteri Pertahanan Yoav Gallant hanya memiliki satu misi yaitu “menghancurkan sisa kekuatan Hamas.”
Baca Juga: Kukar Terbitkan SK Bupati untuk Konservasi Pesut Mahakam yang Terancam Punah
Pengamat hubungan internasional di Universitas Islam Indonesia Hasbi Aswar Ph.D. mengatakan ketidakmampuan komunitas internasional menekan Israel semakin membuat negara itu seakan memiliki impunitas hukum.
Ia juga menyayangkan sikap negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam OKI yang hanya sekadar menyampaikan komitmen untuk membela Palestina tanpa tindakan langsung yang nyata.
“Di OKI itu kan ada (negara anggota) yang menormalisasi (hubungan) dengan Israel, seperti negara-negara Teluk. Terus ada Turki yang selama ini menjalin hubungan dengan Israel, kemudian Mesir, Yordania. Ada juga negara-negara OKI yang lain yang bermusuhan dengan Israel,” tuturnya.
Dalam kondisi saat ini, OKI, tambahnya, sedianya melakukan upaya-upaya diplomatik yang lebih kuat agar Israel menghentikan agresi militernya ke Gaza.
Komentar Anda