Kampanye akbar Anies-Muhaimin juga dihadiri oleh Ketua Partai Politik koalisi seperti Amien Rais, Salim Segaf Al Jufri, serta tokoh-tokoh lainnya seperti wakil presiden republik Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla.
Baca Juga: HUT ke-78 PWI, Pemerintah Segera Sahkan Rancangan Perpres Publisher Rights
Selain itu kampanye ini juga dihadiri oleh aktris, aktor dan musisi seperti D’Masiv, Elvy Sukaesih, Bebi Romeo, Iyeth Bustami, Feni Rose, Olla Ramlan dan lain-lain.
Menurut Airlangga Pribadi, pengamat politik dari Universitas Airlangga, kritik Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud tentang kemunduran demokrasi, pelanggaran etika, dan konstitusi mencerminkan kritik masyarakat saat ini.
Dengan berbagai kecaman, dan kritik yang mencuat menjelang 14 Februari ini dimanfaatkan oleh kubu 01 dan 03 untuk mendulang simpati dan suara dari masyarakat.
Baca Juga: AS Mulai Kritik Israel, Biden: Respon di Gaza Berlebihan
“Bahwa memang kita semua menyaksikan bagaimana secara vulgar dan telanjang berbagai macam pelanggaran etika, kemudian sikap berpihak dari negara kepada salah satu paslon , itu demikian kuat. Artinya dalam kampanye terakhir ini, kemudian yang dilakukan oleh Anies-Muhaimin menegaskan persoalan itu sebagai bagian dari strategi politik electoral mereka. dan saya pikir itu cukup berdampak,” ungkap Airlangga.
Pasangan Anies-Muhaimin, kata Airlangga, menempatkan diri sebagai penyambung suara dari berbagai kemarahan dari kalangan masyarakat.
Keluhan tersebut, lanjutnya, kemudian dianggap sebagai kesempatan politik yang diambil keduanya di detik-detik terakhir kampanye dalam Pemilu 2024.
Baca Juga: Amalan-Amalan Bulan Syaban yang Harus Dijalani dan Dihindari, Apa Saja?
Di sisi lain Airlangga menyatakan bahwa Prabowo-Gibran, pasangan calon nomor urut dua, merespons kritik dari masyarakat dengan menyalahkan pihak lain yang telah melakukan pelanggaran etika sebelumnya.
Komentar Anda