PORTAL BONTANG – Di era bisnis yang penuh persaingan ini, kemampuan mengelola sumber daya secara cermat dan tepat guna menjadi kunci utama kesuksesan.
Lebih dari sekadar penghematan biaya, efisiensi operasional mencakup peningkatan produktivitas dan kualitas layanan.
Dengan memaksimalkan potensi sumber daya yang dimiliki, perusahaan dapat mencapai hasil optimal dengan biaya minimal.
Maka, meningkatkan efisiensi operasional menjadi prioritas utama bagi banyak organisasi yang ingin menjaga daya saing dan profitabilitas jangka panjang.
Salah satu cara utama untuk mewujudkannya adalah melalui implementasi
perencanaan strategis.
Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk menetapkan visi jangka panjang, mengidentifikasi tujuan utama, dan merancang langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapainya.
Baca Juga: Ini Dia Jawara Lomba Bercerita bagi Siswa SD/MI Tingkat Kota Bontang Tahun 2024
Selain perencanaan strategis, penerapan metode Activity Based Costing (ABC) juga memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi operasional.
ABC adalah pendekatan penghitungan biaya yang lebih akurat karena memperhitungkan berbagai aktivitas yang terlibat dalam produksi barang atau jasa.
Dengan mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas yang spesifik, perusahaan dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi biaya.
Hal ini memungkinkan manajer untuk membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan pengurangan biaya dan peningkatan efisiensi operasional.
Kombinasi antara perencanaan strategis dan Activity Based Costing memberikan pendekatan yang komprehensif untuk mengoptimalkan efisiensi operasional.
Perencanaan strategis memberikan arah yang jelas dan tujuan jangka panjang, sementara ABC menyediakan alat yang diperlukan untuk mengukur dan mengelola biaya dengan lebih tepat.
Baca Juga: Spesifikasi Laptop Axioo x JKT48 Special Edition, Sasar Pasar Anak Muda dan Gen Z
Dengan menerapkan kedua metode ini secara bersamaan, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
Hasilnya, perusahaan tidak hanya mampu bertahan dalam persaingan pasar, tetapi juga dapat berkembang dan mencapai kesuksesan jangka panjang.
Perencanaan strategis adalah fondasi yang kokoh untuk mencapai efisiensi operasional dalam bisnis modern.
Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus dapat mengelola sumber daya mereka dengan bijaksana dan efektif.
Baca Juga: Cara Ampuh Mengatasi Sinyal HP Hilang di Tempat Wisata atau Daerah Terpencil
Efisiensi operasional tidak hanya tentang pengurangan biaya, tetapi juga peningkatan produktivitas dan kualitas layanan.
Dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada, perusahaan dapat mencapai hasil optimal dengan biaya minimal.
Perencanaan strategis memungkinkan perusahaan menetapkan visi jangka panjang, mengidentifikasi tujuan utama, dan merancang langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya.
Hal ini membantu meminimalkan risiko, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan memastikan bahwa semua kegiatan operasional sejalan dengan tujuan strategis perusahaan.
Melalui perencanaan yang matang, perusahaan dapat merespons perubahan pasar dengan lebih cepat dan efisien, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing dan profitabilitas jangka panjang.
Maka, perencanaan strategis menjadi elemen kunci dalam upaya meningkatkan efisiensi operasional.
Baca Juga: Android 15 Hadirkan Fitur Hemat Daya Baterai, Matikan Layar Otomatis saat Tak Digunakan
Metode costing tradisional, seperti costing berdasarkan volume atau costing berdasarkan departemen, seringkali tidak dapat memberikan gambaran akurat tentang biaya yang terkait dengan suatu produk atau layanan.
Hal ini disebabkan oleh alokasi biaya overhead yang cenderung tidak akurat sehingga menimbulkan kesenjangan biaya yang dapat mempengaruhi penilaian profitabilitas dan efisiensi operasional.
Misalnya, dalam metode costing berdasarkan volume, biaya overhead bisa dialokasikan secara merata berdasarkan jumlah unit yang diproduksi, tanpa memperhitungkan kompleksitas atau variasi aktivitas yang diperlukan untuk memproduksi unit-unit tersebut.
Akibatnya, produk atau layanan yang lebih kompleks dan memerlukan lebih banyak sumber daya mungkin terlihat lebih murah dibandingkan harga sebenarnya, sementara produk atau layanan yang lebih sederhana mungkin terlihat lebih mahal.
Baca Juga: Cara Menonaktifkan Autoplay dan Fitur Otomatis Lainnya di Apple Music
Dikarenakan hal tersebut, Activity Based Costing (ABC) muncul sebagai alat pengukuran biaya yang lebih akurat dan efektif.
Prinsip dasar dari ABC adalah mengalokasikan biaya overhead secara langsung ke suatu produk atau jasa berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut.
Dengan pendekatan ini, biaya overhead tidak hanya didistribusikan secara merata tetapi juga berdasarkan penggunaan sumber daya pada setiap aktivitas.
Misalnya, ketika memproduksi suatu barang, aktivitas seperti perakitan, pengendalian kualitas, dan pengemasan akan diidentifikasi dan biaya yang terkait dengan masing-masing aktivitas ini akan dialokasikan sesuai dengan produk yang digunakan.
Baca Juga: Nvidia Salip Microsoft Jadi Perusahaan Publik Terbesar di Dunia
Implementasi ABC memungkinkan perusahaan memiliki pemahaman yang lebih jelas dan akurat tentang biaya produksi.
Maka, terdapat Integrasi antara perencanaan strategis dan Activity Based Costing (ABC) yang menjadi pendekatan yang efektif untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
Perencanaan strategis juga berfungsi sebagai panduan utama untuk mengidentifikasi aktivitas utama yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dalam implementasi Perencanaan Strategis dan ABC, seringkali Perusahaan dihadapkan pada beberapa tantangan sebagai berikut:
1.Implementasi perencanaan strategis dan Activity-Based Costing (ABC) memerlukan keterlibatan dan dukungan penuh dari pihak manajemen. Tanpa komitmen yang kuat, program ini mungkin tidak akan diprioritaskan, didanai, atau dilaksanakan dengan efektif.
2.Karyawan di semua tingkatan perlu memahami konsep dan proses perencanaan strategis dan ABC. Kurangnya pelatihan dapat menimbulkan kebingungan, resistensi/penolakan, sehingga menyulitkan pelaksanaan program.
Baca Juga: Anak Usaha BUMN Farmasi Terlibat Pinjol, Dirut Bio Farma Buka Suara
3.Implementasi perencanaan strategis dan ABC merlukan sistem informasi yang memadai untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data yang relevan. Kurangnya sistem informasi yang memadai dapat menghambat proses dan menghasilkan data yang tidak akurat.
Dengan beberapa tantangan tersebut maka diharapkan perusahaan yang akan mengimplementasikan Strategis dan ABC perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
1.Melakukan edukasi manajemen tentang perencanaan strategis dan ABC melalui program pelatihan yang komprehensif dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
2.Memasitikan sistem informasi dapat mengumpulkan dan memproses data yang dibutuhkan untuk perencanaan strategis dan ABC.
Baca Juga: ReachBot: Robot Penjelajah Canggih Mirip Serangga untuk Medan Ekstrem di Bulan dan Mars
3. Pelibatan manajemen yang aktif dalam setiap proses perencanaan dan implementasi. (Joya Thasya Ikrimah Mardjun)
Penulis adalah mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Malang. ***
***
Penulis: Redaksi | Editor: M Zulfikar A
Komentar Anda