“Ini suratnya tolong ditandatangani. Terima kasih atas pelayanan Anda, terima kasih atas segala yang telah Anda lakukan,” terangnya.
Setelah Sumardji meminta STY untuk menandatangani surat pemecatan, namun STY menunda untuk melakukan hal itu karena pihaknya menilai terdapat alasan yang tidak detail.
“Di suratnya tertulis, ‘Beberapa masalah yang kami pantau inilah keputusan kami (PSSI)’. Alasannya tidak detail,” terangnya.
Kim kemudian menegaskan menurut pengetahuannya hingga saat ini STY belum menandatangani surat pemecatan dari PSSI.
“Tapi dari yang saya tahu, dia belum menandatangani suratnya sampai sekarang. Itu yang saya tahu dan saya sangat yakin dengan kebenarannya,” tegasnya.
Terkini, STY masih berada di Indonesia meski sudah tidak lagi menjadi pelatih Timnas Indonesia.
Mantan pelatih Timnas Indonesia itu dijadwalkan pulang kampung ke Korea Selatan pada 26 Januari 2025 mendatang.
Berkaca dari hal itu, kontrak pelatih sepak bola umumnya dapat diakhiri dengan persetujuan bersama.
Dilansir dari EA Sports Law, pemutusan kontrak pelatih juga diatur oleh undang-undang nasional dan peraturan FIFA.
Baca Juga: Pemerintah Terbitkan Jadwal Pembelajaran selama Ramadan 1446 Hijriah, Kapan Libur Sekolah?
“Konsekuensi dari pemutusan kontrak akan diatur oleh surat kontrak, undang-undang nasional, dan peraturan FIFA,” begitu pernyataan EA Sports Law dalam artikel yang tayang pada 29 Januari 2021 lalu.
Lantas, mengapa etika pemutusan kontrak pelatih menjadi sesuatu yang penting di dunia sepak bola? Berikut ini ulasan selengkapnya.
Komentar Anda