PORTAL BONTANG – Pascaserangan Israel ke Rafah, seluruh wilayah Gaza kini terancam bencana kelaparan akibat terganggunya proses distribusi bantuan untuk warga Palestina.
Menurut laporan terbaru PBB, proses pengiriman bantuan tersebut juga “semakin sulit” karena adanya penjarahan dan penyelundupan.
Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa pengiriman bantuan menjadi “semakin rumit” dan jumlah penyeberangan ke Gaza pun masih jauh dari yang dibutuhkan.
Baca Juga: Pengedar Narkoba Kembali Ditangkap, Polres Bontang Sita 20 Poket Sabu
Semakin maraknya penjarahan truk pengangkut bantuan ke Gaza juga menjadi salah satu faktor mengapa Lazzarini menyebut Gaza saat ini mengalami “kerusakan hukum dan ketertiban yang nyaris menyeluruh.”
“Kami perlu pengiriman bantuan yang berkelanjutan, bermakna, dan tidak terputus di Jalur Gaza jika kita ingin membalikkan situasi kelaparan di sana,” jelas Lazzarini kepada wartawan di markas PBB Jenewa, Selasa 25 Juni 2024, dilansir Portalbontang.com dari VOA Indonesia, Rabu 26 Juni 2024.
Pengiriman bantuan melalui jalur udara ke Gaza juga masih dilakukan.
Meski begitu, menurut laporan terbaru dari lembaga Klasifikasi Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), hampir semua orang di Gaza berjuang untuk mendapat makanan yang cukup, dan lebih dari 495.000 orang, atau 1 dari 5 orang di Gaza, diperkirakan akan mengalami tingkat kelaparan tertinggi dalam beberapa bulan mendatang.
Baca Juga: Kebocoran dan Kebakaran Hidrokarbon di Kilang LNG Badak Dapat Dikendalikan dalam Waktu Singkat
“Selama saya berkarir, saya belum pernah melihat situasi di mana hampir 100% penduduknya menghadapi risiko kelaparan,” ujar Jeremy Konyndyk, Ketua Refugees Internasional kepada kantor berita the Associated Press.
Komentar Anda