Anies juga menyoroti kondisi demokrasi dan pelanggaran etika dalam pidatonya.
Ia berpendapat bahwa rakyat menginginkan praktik demokrasi yang berlandaskan keadilan, keterbukaan, dan penghormatan terhadap etika.
Anies memberikan penghargaan khusus kepada Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh yang selalu memberikan dukungan kepadanya untuk menjadi calon presiden.
Baca Juga: Dosen UMM Ajari Warga Sulap Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi
Anies juga berterima kasih kepada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang telah mengusung dirinya dan konsisten menjadi partai politik oposisi selama sepuluh tahun.
Anies berharap para relawan dapat mengawal proses pemilihan presiden dan wakil presiden agar berlangsung jujur, adil, bebas, umum dan rahasia.
Pada kesempatan yang sama, calon wakil presiden Muhaimin Iskandar memulai kampanye besar tersebut dengan membacakan shalawat.
Baca Juga: Bawaslu Sebut Kampanye di Kaltim Minim Pelanggaran
Namun, di tengah-tengah pembacaan shalawat tersebut, Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, melontarkan sindiran kepada pihak-pihak tertentu yang disambut riuh oleh para pendukung yang memenuhi JIS.
Ia pun juga menyinggung soal politik dinasti dan oligarki dalam lanjutannya menggunakan nada sholawat.
“Suara Anda jangan mau dibeli, itu menguntungkan oligarki, marilah kita tegakkan demokrasi, Indonesia bukan milik dinasti,” tambah Cak Imin.
Muhaimin pun yakin dirinya bersama Anies bisa mewujudkan harapan rakyat untuk terciptanya perubahan.
Ia pun merasa sangat beruntung bisa berpasangan dengan Anies yang ia anggap sebagai putra terbaik bangsa untuk kelak bersama-sama memimpin Indonesia.
Komentar Anda